by Ulil Albab
India adalah tanah air dari berbagai
suku bangsa kebudayaan dan agama. kami telah menggambarkan gerakan agama ini pada halaman-halam terdahulu
sekarang kita mencapai tahun dimana kita saksikan suatu usaha yang mengherankan
dengan memasukkan segenap kepercayaan agam filsafat dan praktiknya kedalam satu sistem yang kita
namakan Hinduisme.
Agama Hindu
lahirdanberkembangpertamakalinyadilembahsungaisuciSindhu di India.Agama Hindu
adalahsebuah agama yang
berasaldari anakbenua India.Agama
inimerupakanlanjutandari agama Weda (Brahmanisme)
yang merupakankepercayaansbangsa Indo-Iran (Arya). Agama
inidiperkirakanmunculantaratahun 3102 SM sampai 1300 SM. Agama inimerupakan
agama ketigaterbesar di duniasetelah agama Kristendan Islam denganjumlahumatsebanyakhampir
1 miliar jiwa.
pertemuan di india dengan agama
kriten menimbulkan aliran-aliran baru
juga . agama Kristen masuk india pada abad ke- 19.
Nah, di sini ini kemudian aliran itu berkembang mulai dari perkembangna
dalam kekuasaan atau pengaruh penyebaran pergerakan yang diteruskan oleh pengikut-pengikutnya
seperti halnya makalah ini , dimana Swami Vivekanada setelah ditinggal gurunya mengumpulkan para
murid muridnya untuk membuat persatuan persaudaraan demi menjaga eksisten dari
gurunya tersebut.
Di Sinilah saya sebagai penulis akan
mencoba sedikit memaparkan atau
memperjelas tentang gerakan Arya Samaj, meliputi latar belakang gerakan Arya
Samay, tokoh, dan ada beberapa
persayaratan untuk mengikuti/ menjadi seorang anggota tersebut dan masih banyak
lagi tentang substansi dari ajaran-ajaran gerakan tersebut.
B. Arya Samay
Pada waktu itu orang Hindu
dihadapkan dengan bermacam-macam keyakinan baik di dalam maupun diluar India.
selain itu suasana politik politik tidak menguntungkan India. tekanan
pemerintah inggris dirasakan berat sekali. masuknya kebudayaan barat di India,
yang disertai dengan penerapan ilmu pengetahuan modern yaitu dengan adanya kereta
api, telepon, telegraf dan lain sebagaianya mengubah pandangan banyak orang.
Timbullah persoalan, bagai mana
memperbaharui Agama Hindu supaya dapat bersaing dengan agama-agama yang lain dan
bagaimana dapat mengadakan sintese antara yang kuno dan yang baru, antara timur
dan barat, agar supaya orang dapat memberikan jaminan akan keagungan akal dan
roh India untuk menjawab segala tantangan inilah Arya Samaj didirikan.
Gerakan ini didirikan oleh Swami
dayananda Saraswati (1824-1883) yang berusaha melakukan penafsirkan kembali
ajaran agama Hindu. sloganya adalah “kembali kepada Weda”. dengan
tekanan penting pada usahanya untuk membuktikan bahwa segala hasil perkembangan
ilmu pengetahuan modern pada dasarnya telah terdapat dalam kitab-kitab Weda.
Sarasvati menginginkan segenap
lapisan masyarakat mempelajari kitab Weda, karena Weda bukan monopoli
orang-orang dwijati saja. ajaran pokoknya adalah untuk
mengembalikan dan memperbaiki agama Hindu untuk memperkuat teknologi modern di india dan menolak dominasi Barat, baik dalam bidang pemikiran, Agama moral,
maupun dalam politik.
Gerakan ini meyakini bahwa kitab Weda adalah abadi dan merupakan
dasr dari agma Hindu, akan tetapi menafsirkannya sedemikian rupa
sehingga kadang-kadang di anggap tidak beralasan oleh orang-orang Hindu yangberaliran ortodoks (terutama di kalangan Sanatana
Dharmis) . sikapnya ynag tidak mengakui
sistem kasta (dwijati ) tadi diharapkanya akan tetapi
mengembalikan orang-orang Hindu yang telah menganut Islam dapat dikembalikan
kepada agamanya semula. para pengikut Arya Samay ini
dikenal sebagai tokoh-tokoh yang militan dalam garakan Agama Hindu di
India .
Gerakan Arya Samaj yang didirikan oleh Dayananda Saraswati pada
tahun, merupakan suatu gerakan gerakan keagamaan yang bersifat Semesta, terbuka bagi siapa saja tanpa
memperdulikan kasta ataupun
kebangsaanya.bagi gerakan tersebut, kebenaran kebenaran Weda adalah mutlak,
tanpa mengandung kesalahan sama sekali. ia menolak politeisme
dan pemujaan terhadap patung-patung yang ada dalam kuil-kuil yang
didasarkannya pada kitab-kitab purana. dikatanya bahwa perbuatan semacam itu
adalah perbuatan yang tidak bermoral. kalau pada umumnya ada anggapan bahwa
orang-orang India dalam menerima Weda dalam memasukkan ke Dalamnya kitab-kitab
Brahmana dan kitab Upanishat, maka Dayadana Sarawati membatasi keabsahanya
hanya pada Weda Shamhita saja. ia juga menolak upacara-upacara yang dilakukan
oleh para Brahmana, juga menolak kecenderungan
advaita yang terdapat
dalam Upanishad. Ia
berpendapat bahwa kidung-kidung Weda mengajarkan hanya ada satu Tuhan saja ( monoteisme)yang
harus di sembah secara spiritual, bukan dengan alat-alat atau patung-patung. tentang dewa-dewa yang
jumlahnya sangat banyak dikatakan bahwa itu hanya merupakan sebutan saja dari
“Tuhan” yang satu.Ia memang mengakui karma dankelahiran akan tetapi menolak bahwa tersebut di ajarkan
dalam Weda.menurut Dayananda , kitab-kitab Weda adalah sabda Tuhan yang
bersifat Kekal, dan karena itu tidak mengundang persoalan dan kesejarahan dan keinian.
Tidak jauh beda dengan gerakan Brahma samaj yang mempercayai bahwa Weda adalah
dianggap penting dalam kehidupan manusia
dan gerakan Brahma Samaj juga mengirimkan empat orang yang di pandang
mamapu untuk hal ini dalam ke Benares untuk mempelajari dan menyalin
kitab-kitab Weda dan harus melaporkan hasil-hasilnya. diantara hasil-hasilnya ialah
bahwa gerakan Brahma Samaj ini
menganggap Weda sebagai kebenaran yang sangat dijunjung tinggi
.
Bisa di katakan bahwa gerakan ini (gerakan arya samaj) sangat dan amat
berpegang teguh kepada Weda, menurut
mereka Weda lah yang merupakan satu-satunya kitab yang paling benar. lantas apa
persoalan atau masalah yang di hadapai oleh gerakan ini, gerkan ini tidak
membatasi golongan atau orang-orang khusus untuk bisa menjadi anggota gerakan
samaj, membuka lebar-lebar pintu untuk bisa masuk golongan tersebut.
untuk menjadi seorang anggota Arya
Samay, seseorang harus memperhatikan dan
memenuhi dari sepuluh ajaran pokok, diantaranya;
1.
Tuhan adalah sebab pertama dari segala ilmu pengetahuan yang benar
dengan segala sesuatu di kenal dengan nama-Nya .
2.
Tuhan adalah segala kebenaran, segala pengetetahuan , segala sikap
perbuatan . Tuhan berdiri sendiri , tidak bergantung pada apapun . Tuhan Maha
besar, adil, Mahakasih, tidak diperkenankan, tidak terbatas, tidak
berubah-rubah, tanpa permulaan, tidak sapat di bandingkan, sumberdari segala
kekuatan, meliputi segala sesuatu, tidak akan musnah, kekal abadi, bebas dari rasa takut, Mahasuci
dan merupakan sebab dari alam semesta. Hamya kepada-Nya lah sesemabahan diberikan.
3. Weda adalah kitab pengetahuan
yang benar dan orang-orang Arya wajib membacanya, wajin memdengarkanya dengan baik pada kitab tersebut dibaca, wajib
mengajarkan dan mengembangkannya kepada orang lain.
4. orang harus menerima kebenaran
dan menolak yang tidak benar.
5. segala perbuatan hanya dilakukan
dengan mengharapkan kebaikanya semata dan harus dilakukan setelah
mempertimbangkan baik dan buruknya terlebih dahulu.
6. Tujuan utama dari samay adalah
berbuat baik dan melakukan kebaikan didunia dengan meningkatkan perbakan
jasmani, rohani dan keadaan sosial manusia.
7. segala sesuatu harus dinyatakan
dengan rasa cinta kasih, adil dan
menjunjung tinggi kebaikan.
8. ketidaktahuan harus dihilangkan
dan pengetahuan yang benar harus diresapi.
9. Tidak seorang pun boleh berpendapat bahwa hanya dirinya saja
yang baik. orang harus menghargai kabaikan oarnag lain.
10. Menjunjung tinggi yang bermanfaat bagi keadaan sosial seluruh
masyarakat dan tidak boleh memperturut
diri mencampuri orang lain; akan tetapi dalam masalah pribadinya
seseorang boleh berbuat batas.
Ajaran-ajaran yang sudah tertera
diatas adalah bukti bahwa gerakan ini mempercaya Weda adalah satu satunya kitab
yang paling agung, melihat dari salah satu pejelasan tentang Ajaran-ajaran
gerakan tersebut (gerakan Arya samaj) salah satu dari ajaranya tersebut sama
atau hampir mirip dengan agama Islam yang menyebutkan sifat-sifat yang
menyerupai degan sifat Allah dalam agama Islam.
Nah disitu lah bisa di ambil kesimpulan bahwa
ajara-ajaran tersebut (gerakan Arya samaj) salah satunya ada yang menyerupai
dengan agama Islam, selain itu tetap ajaran-ajaran tersebut beda-beda persepsi
dalam artian beda jalan tapi satu arahnya.
kebaktian yang dilakukan pada hari
Minggu oleh gerakan ini barangkali agak terpengaruh oleh agama Kristen.
Kebaktian yang dilakukan dengan menyanyikan kidung-kidung, doa-doa, khutbah
ibadat korban sebagai mana yang diajarkan Weda. organisasi garakan ini sangat
kuat dan memiliki sikap anti asing atau
anti Kristen yang sangat kuat. Tetapi dalam hubunganya dengan Islam, gerakan
ini mampu hidup bersama-sama untuk jangka waktu yang cukup lama.
C. Kesimpulan
Dilihat dari latar belakang sendiri dari
gerakan ini dapat kita ambil kesimpulan
bahwa gerakan ini ada masalah politik dari barat(masuknya negara barat ke
India) dan tekanan –tekanan yang di hadapi orang Hindu zaman dahulu
mengakibatkan perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan. gerakan ini
didirikan oleh “Dayananda Sarasvati” pada tahun 1875.
Dan mengenai kitab-kitab bahwa
gerakan keagamaan ini (gerakan Arya samaj) itu mempercayai kitab yang sangat
benar dan sangat suci itu adalah “Weda” (kitab suci dari agama Hindu). mereka
juga membuat slogan dari kitab tersebut yaitu “kembaki ke Weda”, di sisi
gerakan itu juga tidak mengecam atau membeda-bedakan siapa saja yang akan masuk
dalam golongan ini (gerakan Arya Samaj) apakah Ras, dari golongan darah biru,
orang biasa bahkan dari orang yang kurang beruntung nasibnya dan lain
sebagainya.
Daftar Pustaka
Mukti, Ali. Agama-Agama Dunia, Yogyakarta : IAIN sunan Kali Jaga Press,1988
Gerakan
Keagamaan dalam Agama Hindu yang dipengaruhi oleh Agama Kristen
Makalah
ini disusun untuk memenuhi Tugas pada Matakuliah Agama Hindu
Oleh
:
M.ALI
MANSUR
1111032100024
JURUSAN
PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
A.
Pendahuluan
India
adalah negeri yang serba ganda : ganda dalam suku bangsa, ganda dalam budaya,
dan ganda dalam soal kepercayaan dan agama. Karena dalam keserbagandaan ini
maka mempelajari agama Hindu terasa mengalami kesulitan.Subjeknya sangat luas
dan mencakup suatu kesejarahan yang sangat luas dan mencakup suatu kesejarahan yang sangat panjang,apalagi agama tersebut
memiliki ajaran yang tak terbatas. Akan tetapi dengan usaha penelusuran, dan
mencoba memandangnya secara hati-hati, dalam kesempatan ini akan diusahakan
melihatnya dalam suatu bentuk yang dirasa utuh. Kalu ada benarnya ungkapan yang
mengatakan bahwa mempelajari Agama Hindu itu ibarat seorang buta yang mencoba
menggambarkan gajah,maka usaha ini kiranya dapat digambarkan seperti seorang
yang tidak buta dan memiliki keahlian tentang ular sehingga ketika mencoba
membahas belalai gajah ia akan merasa lebih menghayatinya daripada ketika
membahas bagian-bagian lainnya.
Mendefinisikan
agama Hindu pun juga sulit. Barangkali apa yang dikatakan oleh Thomas R.
Trautman ada benarnya sekalipun juga dirasa ada kekurngannya. Dikemukannya
bahwa Repubelik India sendiri membatasi pengertian seorang penganut Hindu
dengan “an India” yang menurut dia mestinya harus ditambah dengan orang
Pakistan, Nepal, Ceylon, yang bukan penganut agama Islam, Kristen, Persia, dan
Yahudi. Ada lahi yang membatasi agama Hindu adalah agama yang para penganutnya
menyembah dan memuja dewa-dewa Wisnu, Siwa, Sakti,avatara-avatara (penjelmaan)-nya,anak-anaknya dan sebagainya.
Agama
Hindu timbul dari dua arus utama yang membentuknya, yaitu agama (bangsa) Dravida dan agama (bangsa) Arya.Dalam perkembangannya
di India lalu ada usaha-usaha yang mempesonakan untuk memasukkan berbagai macam
kepercayaan yang ada, filsafatnya, dan praktek-praktek keagamannya dalam suatu
system yang sekarang ini disebut dengan agama Hindu. Memang diakui bahwa
perwujudan semngat Hindu yang menyolok adalah semangat sintesis dan kompromis.
Agama tersebut menyerap ide-ide, penalaran dan amalan kedewaan Siwa, dewi ibu,
pemujaan patung, pertapaan, ajaran penjelmaan kembali dan sebagainya. Siwa
dianggap sebagai dewa angin badai yang ada dalam kitab Weda, dan disini Siwa
disebut sebagai Rudra. Dalam
perkembangannya ia adalah salah satu dewa terpenting. Dari agama Weda agama
Brahmana agama Hindu menyerap system korban dan dewa-dewa alam. Dari agama
Brahmana agama Hindu menyerap kepercayaan akan kekalnya kitab-kitab Weda,
sistem kasta, upacara-upacara yang rumit dan perayaan keagamaan. Dari agama
Upanishad agama Hindu menyerap konsep tentang Realitas Tertinggi, juga tentang
pengertian kesatuan dengan Tuhan. Agama Upanishad adalah penentang agama
Brahmana. Dari ajaran-ajaran Sri Krisna agama Hindu menyerap ajaran tentang
avatara Wisnu, dan dari kitab Bhagavadgita
agama Hindu menyerap ajaran monoteisme
dan ajaran etika. Terlepas dari dua arus utama tadi, di India masih ada
kepercayaan suku asli yang juga tetap ada perwujudannya dalam agama Hindu.
Suku-suku asli India ini menyembah arwah nenek moyang, hantu, sungai, gunung,
pohon, dan binatang. Objek-objek ini juga diserap oleh agama Hindu. Di antara
dewa yang berasal dari kepercayaan suku asli ialah dewi Kali yang mengerikan. Dalam mitologi Hindu, Kali ini adalah istri
Siwa dan Dewa Ganesha.
Unsur
penting yang merupakan ajaran yang dominan dalam agama Hindu adalah unsur
teologi, filsafat, lembaga social dan etika atau moral.Agama Hindu mempercayai
Realitas Tertinggi hanya satu, akan tetapi tidak membatasi “yang satu” sebagai
realitas yang dimaksud sebagai Tuhan yang personal. Selain itu agama Hindu juga
percaya dan menyembah dewa-dewa alam yang jumlahnya sangat banyak yang dianggap
pengatur alam, dan penting kedudukannya dalam upacara korban. Dewa-dewa ini
diharapakan memberikan kesenangan, kebahagiaan dan ketenangan, dan sebagai
imbangannya, bila para dewa merasa senang, para dewa akan mengabulkan
keninginan mereka.
Sehubungan
dengan itu ada komentar tentang ketuhanan dalam agama Hindu : apakah agama
Hindu termasuk politeisme, monoteisme, honoteisme, ataukah yang lain, yaitu
katenoteisme. Para ahli filsafat sampai pada pemaduan dengan kepercayaan
terhadap satu prinsip tertinggi yang kadang sebagai yang netral dan kadang
sebagai yang mutlak yang impersonal.
B.
Gerakan
Brahma Samay
Gerakan
Brahma Samay (bearati masyarakat
Brahman) tampil sebagai gerakan yang sangat teistik. Gerakan ini menolak
politeisme, pemujaan patung-patung, korban
Binatang, menganjurkan
dihapuskannya praktek sati
(pembakaran janda), perkawinan anak-anak dan menolak praktek poligami. Gerakan
ini didirikan di Bengala. Tokoh-tokonnya yang sangat terkenal adalah Ram Mohan Roy (1774-1833), Devendranath Tagore (1817-1905), dan Keshab Chandra Sen (1838-1884).
Ram Mohan Roy adalah seorang cendekiawan ahli Arab dan
Persi. Karya pertamanya berjudul Tuhfat
al-muwahhidin yang ditulisnya dalam bahasa Arab. Selain belajar bahasa Arab
dan Persia, ia juga mempelajari Bahasa Sanskerta terutama untuk mempelajari
agama Hindu. Bahasa Inggris dipelajarinya karena kaitannya dengan East India
Company. Bahasa Ibrani dan Bahasa Yunani dipelajarinya dari misi Serampone
di dekat Kalkuta.
Ram Mohan Roy sering disebut sebagai bapak modernisasi
India. Ia mendirikan Brahma Samay sekitar 1828, dan mengajarkan semacam deisme rasionalis. Agak terpengaruh oleh
Kristen, setiap malam Minggu ia mengadakan Kebaktian. Tetapi ia menentang
ajaran Trinitas. Ia melindungi agama Hindu menghadapi polemic para penulis
Kristen yang tidak jujur. Ram Mohan Roy juga pernah menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa Bengali dan bahasa
Sanskerta. Jasanya dianggap sangat besar dalam menghapuskan sati dan
mengenalkan pendidikan Inggris. Tahun 1816, ia menerbitkan Vedanta Sara yang berusaha menemukan suatu monoteisme dalam
pandangan Vedanta. Dengan usaha keras dicarinya ayat-ayat dalam Upanishad yang
mendukung ajaran monoteisme ini. Dengan tegas ia mengemukakan bahwa tempat
untuk memuja para dewa tidak terbatas pada kasta para pemujanya saja. Ia
melarang penggunaan patung dan gambar-gambar yang dipasang ditempat ibadat.
Hanya Khutbah-khutbah, Kidung-kidung dan doa-doa saja yang dibenarkan. Selain
itu ia juga mengecam sikap meremehkan peribadatan berbagai macam agama.
C.
Ajaran
Brahma Samay
Diantara
ajaran Brahma Samay ya itu Weda adalah Satu-satunya dasar iman. Pengenalan akan
Tuhan bersumber kepada alam dan intuisi. Tuhan adalah Zat yang berpribadi, Ia
tak pernah menitis, Ia mendengarkan dan mengabulkan doa manusia. Penyembahan
kepada Tuhan harus dilakukan secara rohani.jalan mendapatkan keselamatan ialah
pertaubatan dan menghentikan perbuatan dosa.
Dalam
gerakan Brahma Samay ini Weda dianggap sebagai sumber penting dalam kehidupan
manusia. Karena itu ia juga mengirimkan empat orang yang dipandang mampu untuk
hal ini ke Benares untuk mempelajari dan menyalin kitab-kitab Weda dan harus
melaporkan hasil-hasilnya. Di antara hasil-hasilnya ialah bahwa gerakan Samay
ini menganggap Weda sebagai kebenaran yang sangat dijunjung tinggi.
Keshap
Chandra Sen aktif dalam gerakan Samay sejak tahun 1857. Ia berpendapat bahwa
yang terpenting dari ajaran tentang “Brahma” adalah konsepsi tentang “Kebapaan
Tuhan” dan “Keputraan Manusia” yang kemudian dikembangkannya sebagai
“Persaudaraan Manusia”. Pemikirannya sering dinilai kurang teologis. Bahkan
dalam perkembangan selanjutnya Keshab mengajarkan konsep keagamaan yang kurang
bersifat Hindu lagi, tetapi sebaliknya lebih mengembangkan konsep keagamaan
yang agak kekristenan. Pada masanyalah muncul suatu gerakan yang disebut Adi Brahma Samay. Juga pada masanya
Gerakan Brahman Samay mencapai puncak tetapi sekaligus menurun. Pada 1879, ia
mengajarkan semacam “takdir baru” yang dianggapnya melebihi apa yang pernah ada
pada agama Yahudi dan Kristen. Akhirnya hal ini membawa kepada suatu perpecahan
yang tidak dapat dihindari lagi.
D.
Gerakan
Ramakrisna Mision
Svami Vivekananda
(1843-1902), murid Ramakrisna, pernah
menghadiri Parlemen Agama di Chicago. Ia mendirikan misi dengan nama gurunya
yang sekarang ini memiliki jaringan yang sangat luas. Kalau pada waktu itu
umumnya gerakan keagamaan di India menekankan pada bidang pendidikan dan
social, maka Vivekananda dengan misi Ramakrisnanya merupakan pendukung dan
pembela dari ajaran Advaita Vedanta
yang dikemukakan oleh Sankara. Oleh karena itu para penganut gerakan ini juga
para penganut paham tersebut dan memiliki pandangan yang luas dan moderen.
Gerakan ini mengajarkan paham monisme
absolut dan memandang dunia sebagai ilusi atau maya. Gerakan ini mengakui
bahwa Brahma adalah nyata, dan merupakan Wujud Mutlak atau Tuhan yang
impersonal. Pendirinya adalah Ramakrisna Prahamsa. dan penyebarnya adalah
muridnya yang dinamis, Svami Vivekananda.
Ramakrisna
Prahamsa (1834-1886) tidak berusaha keras dalam masalah penyingkiran
patung-patung seperti lazimnya gerakan pemurnian keagamaan lainnya. Ia banyak
bergaul dengan orang-orang yang berlainan agama, akan tetapi menganut
kepercayaan terhadap “realitas yang tunggal”. Sekalipun ia adalah seorang yang
otodidak, tidak menempuh pendidikan yang resmi, namun dia berusah mengikuti
berbagai macam kepercayaan dan mengutamakan pada “penghayatan” dan pengalaman
hidup sendiri. Ia, yang juga dikenal dengan nama Gadadhar Chatterji, tidak dapat membaca dan menulis, bukan sarjana,
tetapi memiliki keahlian tertentu terutama dalam bidang filsafat dan agama
Hindu. Ia cukup bicara dan mengemukakan pendapat-pendapatnya yang kemudian
dicatat dan diterbitkan oleh para pengikutnya. Akan tetapi, sekalipun ia adalah
tokoh dalam gerakan ini, namun ia bukan pemberi bentuk gerakan tersebut karena
pemberi bentuk dan perumus idenya adalah murid dan penggantinya, yaitu Svami
Vivekananda.
E.
Ajaran
Ramakrisna Mision
Memahami
pikiran Ramakrisna merupakan suatu usaha yang cukup sulit karena dapat keliru
dalam menanggapi arah yang sebenarnya. Pemikirannya lebih bersifat intuitif
daripada intelektual, sehingga kalau hanya menekankan pada segi intelektualnya
saja, maka ibarat orang pergi ke kebun buah-buahan bukan untuk memakan buahnya
tetapi hanya untuk berspekulasi menghitung-hitung cabang masing-masing pohon
dan daun pada setiap cabang tersebut. Ia lahir dari suatu keluarga Brahmana di
daerah Bengala, kemudian pergi ke Kalkutta dan hidup sebagai pendeta. Pada
tahun 1855 ia ditunjuk untuk membawahi biara disebelah utara kotanya, kemudian
menjadi seorang pemuja Kali. Agaknya ia juga seorang penganut ajaran Tantra dan
mempraktekkan ajarn Bhakti yang mendekati Tuhan sebagai “orang tua”, “pengusaha”,
“teman”, “anak”, juga sebagai “kekasih tercinta”. Dia mengabdi kepada Rama
dengan mengambil sikap sebagai Hanuman. Ia juga mengutamakan advaita dan dalam
waktu singkat mampu mencapai nirvikalpa-samadhi,
suatu penghayatan advaita yang tinggi. Ajaran lain yang sangat mempengaruhi
dirinya antara lain adalah ajaran Islam walaupun ia mempraktekkan ajaran ini
tidak secara menyeluruh.Penghayatannya dan pengalaman-pengalaman keagamaannya
memperteguh keyakinannya bahwa pada hakikatnya agama itu adalah satu dan tidak
memiliki perbedaan yang hakiki. Baginya, agama dan kepercayaan yang
bermacam-macam itu adalah ibarat sungai-sungai yang akhirnya mengalir ke
samudera yang sama. Ramakrisna mengunakan kiasan-kiasan dan
perumpamaan-perumpamaan dalam mengemukakan pendapat-pendapatnya dan tidak
mempergunakan terminologi filosofis yang bersifat teknis. Dia tidak melihat
perbedaan antara Brahman yang personal dan yang impersonal. Kalupun toh ada,
menurut dia hanyalah seperti perbedaan antara permata dengan kilau sinarnya
saja. Semua agam bertujuan sama, dan hanya jalannya saja yang berbeda-beda ;
dan ibaratkan kue manis, maka rasa manis tersebut akan terasa di seluruh bagian
kue tersebut, maka rasa manis tersebut akan terasa di bagian kue tersebut, baik
di tengah-tengahnya, dipinggirnya, maupun di atas dan di bagian bawahnya.
Pemikirannya ini dikembangkan oleh murid-muridnya.
Svami
Vivekananda, atau disebut pula Narendranath
Datta, kemudian memproklamirkan ajaran Ramakrisna ini ke seluruh dunia. Ia
juga menyusun suatu gerakan yang terutama ditujukan dalam segi sosial sehingga
mampu mengisi dan berbuat banyak. Misi Ramakrisna kemudian banyak berfungsi dan
berperan dalam masyarakat. Vivekananda banyak menyerap pendidikan Barat,
terutama pandngan-pandangan dari John Stuart Mill, David Hume dan Herbert
Spencer, sehingga ia sering merasakan krisis yang akut dalam setiap diskusi
dengan Ramakrisna terutama dalam setiap persoalan skeptisisme. Pengaruh besar
Ramakrisna dan krisisnya sendiri, ditambah dengan kemiskinan, kemelaratan serta
kematian ayahnya, membawanya untuk harus menyelesaikan sendiri persoalan
tersebut.
Setelah
gurunya meninggal dunia, Vivekananda mengumpulkan murid-muridnya dalam suatu
persaudaraan di Benares. Dengan menempuh hidup sebagai seorang sanyasin, ia
mengembara ke segenap pelosok India. Dalam kesempatan menghadiri Parlemen
Agama-agama Dunia di Chicago ia sempat menggugah pers Amerika dan India.
Sekembalinya ke India, pada tahun 1897, ia diterima dengan baik di Ceylon dan
kemudian menelusuri pantai timur India. Tahun itu pula ia mengorganisir
“Ramakrisna Mision”. Gerakan ini banyak memberikan arti dalam kehidupan
orang-orang India. Pusatnya terdapat di Belur, sebelah utara Kalkutta, dan
mempunyai beberapa cabang di kota-kota lainnya. Publikasi gerakan ini adalah
tentang agama dan kebudayaan India.Svami Vivekananda adalah seorang tokoh
terbesar yang sangat berpengaruh dalam “mendinamiskan agama Hindu”. Ia
menafsirkan ajaran advaita dengan tafsiran yang membawa kebangkitan agama Hindu
dengan menekankan pada nasionalisme
dan usaha-usaha kemasyarakatan.
Dia mengatakan bahwa
India memerlukan otot dari baja, yang hanya dapat tercapai kalau cita-cita
advaita, cita kesatuan, dapat dimengerti dan terwujud. Mengenai Brahman,
Vivekananda memberikan pengertian yang kemudian merupakan suatu permulaan bagi
suatu agama baru. Interpretasinya sangat berpengaruh di kalangan bangsa India.
Tafsiran advaitanya itu selanjutnya mengatakan bahwa Tuhan dan tanah air India
adalah satu; membebaskan tanah air adalah juga membebaskan Tuhan.
Konsep maya, menurut dia, bukannya memberikan pengertian
ilusi semata, tetapi melalui maya justru dapat dimengerti “realitas” yang
sesungguhnya sehingga menjadi jelas bahwa advaita bukan bersifat pasif tetapi
sebaliknya, bersifat aktif. Brahma itu sendiri adalah nyata. Dengan demikian
dapat dinilai bahwa gerakan ini sebenarnya bukan merupakan gerakan keagamaan
saja, tetapi juga merupakan gerakan kebangsaan India.
F.
Penutup
Dalam
perkembangan selanjutnya, selain pusat-pusat keagamaan di kraton, juga terdapat
pusat-pusat keagamaan Hindu yang disebut Paguron atau mandala atau kasturi.
Ditempat-tempat ini para pendeta memberikan pelajaran. Kitab-kitab yang ada
pada waktu itu adalah kitab Tantu Panggelaran, juga kitab Nawaruci yang juga
disebut dengan kitab Tattwajnana. Kitab terakhir ini penting karean mistik yang
terdapat di dalamnya sampai sekarang masih berlaku di kalangan tertentu. Dasar
fikiran dan mistik itu sendiri juga terdapat dalam kitab-kitab Suluk yang sudah
mendapat pengaruh dari Islam.
Agama
Hindu mempersonifikasikan kekuatan-kekuatan Sang Hyang Widi dalam bentuk
beberapa dewa yang banyak jumlahnya, akan tetapi mempunyai fungsi-fungsi
tertentu sesuai dengan kepentingan makhluk hidup ini. Sebagai Bhatara Brahma,
ia memberikan pegangan dan tuntunan bagaimana manusia harus bertindak. Dalam
hal ini Brahma bertindak sebagai Sang Hyang Saraswati yang memberikan ilham
kepada para maharesi (salah literature menyebut seperti Nabidalam Islam). Ia
adalah sumber ilham, sumber gerak dan sumber ciptaan manusia.
Gerakan-gerakan yang
ada didalam Agama Hindu diantaranya adalah Brahma Samay dan Ramakrisna Mision
merupakan suatu gerakan pembaharu didalam umat Hindu, yang mana kedua gerakan
tersebut tetap bersumber dari weda, meskipun di tiap-tiap gerakan memiliki
pemikiran atau pusat perhatiannya masing-masing.
G. Daftar
Pustaka
·
Ali. Mukti, Agama-agama
Dunia, Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988
·
Hadiwiyono. Harun, Agama
Hindu dan Budha, PT. BPK Press, 1989
·
Punyatmadja. Oka, Panca
Sradha, 1988
·
Pendit. Nyoman, Aspek-aspek
Agama Hindu, Menik Geni, 1993
·
Zaehner, Seri
Filsafat Driyarkara, PT. Gramedia, 1992